Kata “kerjabakti” yang sering saya dengar ketika duduk di kursi Sekolah Dasar, kini sudah hampir lenyap dari pikiran saya. Hanya sebuah kata dan perbuatan yang sederhana, namun belum pernah saya lakukan. Sampai suatu ketika saya mendapat informasi dari teman TFI mengenai kegiatan kerjabakti pada Hari Minggu, saya mengatakan pada diri saya sendiri, “Saya harus ikut serta pada kegiatan ini”.

Hari yang ditunggu – tunggu pun datang, saya menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat ini. Di pagi hari, bersama dengan TFI, Bapak Lurah Palmerah, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Wirasandi Bina Nusantara, serta warga sekitar; kami berkumpul di Gedung Kampus Syahdan untuk beberapa kata sambutan dan persiapan. Setelah itu kami mulai menyusuri Jalan K.H. Syahdan sambil memungut sampah – sampah yang berserakan, lalu memasukkannya kedalam trash bag. Sampah – sampah yang saya temukan sangat bervariasi seperti: bungkus rokok, kaleng minuman, kantong plastik, dan lain sebagainya. Mirisnya, sampah – sampah ini ditemukan tidak jauh dari tempat sampah. Saya langsung bertanya – tanya “Mengapa orang – orang tidak bisa jalan sedikit untuk membuang sampah ditempat yang semestinya?”

Ditengah kegiatan kerjabakti, saya melihat pihak Gafatar berinisiatif membuka tutup selokan untuk dibersihkan.Setelah tutup selokannya dibuka, saya pun kaget karena air sama sekali tidak jalan karena sampah dan lumpur yang telah mengendap berbulan – bulan. Dengan peralatan yang dibawa oleh Gafatar, kami dapat mengeruk sampah dan lumpur dengan mudah lalu dimasukkan kedalam trash bag.Setelah dikeruk bersih, saya cukup puas karena melihat adanya aliran air pada selokan.Kegiatan ini kami lakukan sampai Jalan Kemanggisan Lilir, dekat Gedung Kampus Kijang.

Tanpa terasa, selama kurang lebih 2 jam kami melakukan kerja bakti. Trash bags sudah memenuhi truk sampah untuk diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir.Kami berfoto – foto Ada beberapa hal yang bermakna saat dan setelah melakukan kegiatan kerjabakti:

  • Saat kegiatan kerjabakti, tidak pernah saya melihat wajah yang terpaksa dari orang – orang, melainkan wajah yang ceria dan penuh candatawa.
  • Kerjabakti adalah pekerjaan yang tidak menyita banyak waktu dan energi, karena dilakukan beramai – ramai.
  • Kerjabakti dapat menjadi suatu kegiatan kebersamaan dan rutinitas mingguan.
  • Mulailah dari diri sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya, dan jangan ragu – ragu untuk menegur orang yang membuang sampah sembarangan.

Terimakasih untuk TFI karena telah memberikan wadah untuk kami, Mahasiswa Bina Nusantara.Waktu yang kami sisihkan, sangat berguna untuk lingkungan dan pengembangan diri kami.

_____________________________________________________________________________________________________

Testimonials by Robin Cosamas Bagus Karyadi, Bina Nusantara University Students for “Waste-Free Kemanggisan” March 17, 2013

The “work of devotion” that I often hear when sitting in an elementary school chair, is now almost gone from my mind. Just a simple word and deed, but I have never done it. Until one day I got information from a TFI friend about the community service on Sunday, I said to myself, “I have to participate in this activity”.

The long-awaited day came, I set aside time to do this useful activity. In the morning, together with TFI, Mr Lurah Palmerah, the Fajar Nusantara Movement (Gafatar), Wirasandi Bina Nusantara, and surrounding residents; we gathered at the Syahdan Campus Building for a few words of welcome and preparation. After that we started down Jalan K.H. Syahdan while picking up trash scattered, then put it in the trash bag. Garbage – garbage that I find is very varied, such as cigarette packs, beverage cans, plastic bags, and so on. Sadly, these rubbish were found not far from the trash. I immediately wondered “Why can’t people walk a little to dispose of trash in their proper place?”

In the midst of the community service activities, I saw that Gafatar took the initiative to open the gutter lid to be cleaned. After the gutter lid was opened, I was shocked because the water did not work at all because of rubbish and mud that had been settling for months. With the equipment carried by Gafatar, we can easily dredge garbage and mud and then put it in the trash bag. After being dredged clean, I am quite satisfied because I saw the flow of water in the gutter.

Without being felt, for approximately 2 hours we did community service. Trash bags have filled the garbage truck to be transported to the Final Disposal Site. We take pictures – there are a number of things that are meaningful during and after conducting community service activities:

  • During the community service activities, I never saw faces forced from people, but cheerful and humorous faces.
  • Employment is work that does not take up a lot of time and energy, because it is carried out together.
  • Community service can be a weekly gathering activity and routine.
  • Start with yourself to dispose of trash in its place, and do not hesitate to reprimand people who litter.

Thank you to TFI for providing a forum for us, Bina Nusantara Students. The time we set aside was very useful for our environment and personal development.